>> The limitations of 100 case histories of industrial mergers (DaimlerChrysler) <<
In May 1998 the German concern, Daimler, merged with Chrysler, America’s third biggest automobile manufacturer. In September 1999, The Economists reported on the state of the marriage. Noting that the deal was ‘hailed as an inspiration, because of the neat fit of the firms’ products and markets’ and that the logic behind the merger was ‘as impeccable as ever’, the newspaper highlighted some Post-merger setbacks, including:
o The defection of a stream of talented designers and managers’ to Ford and General Motors’ down the road in Detroit’
o The issue of selecting one location for corporate headquarters; sooner or later the company will have to choose between Stuttgart and Detroit
o Clashes of management style at board level; German managers preferred reading 50 page documents before key meetings, whereas their American counterparts did more talking and wanted less documentation before the meetings (it appears that the American style has prevailed)
o Different styles at lower levels of management about the presentation of reports (German managers are inclined to accept the reports researched by subordinates, whereas the American style is ‘look at’ them later)
No involvement for American designers in Mercedes cars
It is, however, remarkable to read that Daimler instigated a strategic analysis to ensure that the project was well planned and executed. This analysis reviewed 100 past mergers, noted that around 70% fail to achieve their goals, and concluded that the key to success lay less in price and more in strategic fit and post-merger integration. As The Economist reported: ‘The result has been a post-merger plan devised with great attention to detail, a dozen teams of managers from the two sides focusing on every aspect of the merged team; a specially designed database to monitor daily progress; and an attempt to ensure the backing of the board at every stage.’ In some respects the integration is running ahead of targets and in September 1999 it was anticipated that costs of around $1.4 billion would be saved by the end of the year. But, as The Economist said: ‘Although merging the two companies was never going to be easy, nobody expected it to be this hard.’
Question
- Apa saja masalah yang dihadapi dalam penggabungan itu baik dari tingkat Top, Middle maupun Low
- Apa yang melatarbelakangi hal tersebut bisa terjadi (point 1)
- Apa strategi untuk mengatasinya
Jawaban :
1. Masalah-masalah yang dihadapi terkait penggabungan Daimler dengan Chrysler yang merupakan perusahaan otomotif terbesar ketiga di Amerika yaitu :
– Terjadinya perpindahan tenaga kerja atau SDM yang berkualitas meliputi perancang dan manager handal dan berbakat ke perusahaan otomotif lainnya yaitu ke perusahaan Ford dan General Motor.
Hal ini sangat merugikan perusahaan karena stabilitas dalam perusahaan dapat terganggu dengan keluarnya SDM yang handal dan berkualitas serta ikut memperketat persaingan antar perusahaan lain.
– Permasalahan timbul yaitu dalam pemilihan satu lokasi untuk kantor pusat perusahaan, yang akhirnya perusahaan harus memilih antara Stuttgart dan Detroit yang dimana keduanya adalah kedua negara yang berbeda.
Hal ini sangat diperlukan sebagai faktor penentu strategis dalam merancang proses dan target bisnis perusahaan dimasa yang akan datang setelah terbentuknya merger kedua perusahaan.
– Ketidakcocokan gaya bekerja pada bagian manajemen yaitu manager jerman lebih menyukai dan terbiasa membaca 50 halaman dokumen sebelum memulai mengadakan meeting, sedangkan pekerja/manager dari Amerika lebih banyak bicara dan menginginkan sedikit menggunakan dokumentasi sebelum memulai rapat.
Perbedaan kebiasaan bekerja para professional menjadikan aspek penghambat dalam memajukan merger kedua perusahaan karena setiap manager harus menyesuaikan diri pada lingkungan dan kebiasaan perusahaan baru untuk menciptakan tujuan dan target dalam mengembangkan perusahaan.
– Perbedaan gaya dari management pelaporan (manager jerman cenderung menerima laporan penelitian oleh bawahan dimana gaya amerika melihat laporan mereka tersebut di waktu yang akan datang).
Perbedaan ini membuat kedua perusahaan menerapkan strategi sistem pelaporan yang baru dan dapat diikuti oleh setiap pekerja baik bawahan maupun atasan/manager yang ada didalamnya, agar dimasa yang akan datang tidak terjadinya benturan dalam jenis pelaporan pada setiap pekerja didalamnya
2. Yang melatarbelakangi masalah-masalah yang terjadi adalah :
Dalam cerita diatas masalah-masalah yang terjadi pada dasarnya disebabkan oleh perbedaan cultur dan kebiasaan operasional masing-masing perusahaan dapat dicontohkan seperti : kebiasaan sebelum melakukan kegiatan meeting, kebiasaan dalam jenis pelaporan perusahaan. Perbedaan seperti ini dapat menghambat kegiatan operasional jika tidak dapat dikuti dan disesuikan secara cepat oleh setiap pekerja didalamnya.
Hal yang juga ikut melatar belakangi adalah jarak yang sangat jauh dari ke dua perusahaan tersebut sehingga membingungkan penentuan pusat dari unit bisnis perusahaan.
3. Strategi yang dilakukan untuk mengatasinya yaitu :
Strategi yang dapat diterapkan yaitu : harga penjualan yang rendah, mengintegrasikan dan memusatkan pada tiap sisi aspek post merger, merancang sebuah database khusus untuk mengawasi dan menjelaskan progres harian untuk meyakinkan pada setiap kegiatan yang dilakukan.
Menetapkan lokasi sebagai pusat bisnis perusahaan yang memiliki pangsa pasar yang tinggi.
Membuat suatu kebiasaaan baru atas dasar keijaksaaan/peraturan perusahaan dalam rangka menstandarkan suatu pekerjaan sehingga tidak terjadinya benturan pada kedua perusahaan seperti : kebijaksanaan/standarisasi penyampaian informasi dari atasan ke bawahan dan sebaliknya serta dalam tata cara kebijaksaan dalam rapat. Dan juga menetapkan visi misi perusahaan baru dan mepererat kebersamaan sehingga dapat memupuk kepercayaan diri baru pada setiap pekerja dalam menjalankan guna meningkatkan performa dari merger perusahaan.