Mini Case Saatchi – Mini case Volkswagen (General Motor)

>> Mini case 1 – Saatchi & Saatchi <<
images (5)
>>In December 1994, as a result of sustained pressure from the principal shareholders, Maurice Saatchi was dismissed from his post as chairman of the company. Saatchi, a controversial figure, had founded and managed the firm. His dismissal was intended to prevent a further sharp fall in the company’s share prices, and it was greeted with initial enthusiasm.
However, the consequences were fatal. Maurice Saatchi quickly formed a new company, continued to trade under the name of Saatchi, and recruited many of the most creative employees from the old company. Owing to this enormous loss of intellectual capital, CORDIANT, the company which succeeded SAATCHI & SAATCHI, lost customer accounts worth over £50m. in a matter of weeks. The share price collapsed by a further third in the following six months.

>> Mini case 2 – Volkswagen & General Motors <<
images (3)
The danger of losing knowledge when key workers depart is by no means restricted to traditionally creative industries such as advertising, design or entertainment. A case in point is the dramatic move of Josh Ignacio Upez, chief of purchasing at GENERAL MOTORS, to VOLKSWAGEN.
This move was the subject of a lengthy debate. GENERAL MOTORS initially made massive demands for damages, alleging that documents or computer files had been transferred illegally. However, this dispute was eclipsed by the fact that here too, the loss of a key employee was followed by the exodus of a whole group of highly skilled managers. Uncoded intellectual assets of incalculable value were carried off in the heads of the renegades, and were irrevocably lost for GENERAL MOTORS.

images (4)

>> ——————————————————————————————— <<
Questions to answer
Untuk kedua kasus diatas berikan bahasan anda untuk :

  1. Apa faktor knowledge dalam penekanan kasus diatas?
  2. Apa saja kesalahan dari perubahan-perusahaan yang ada diatas?
  3. Apa saja faktor pembelajaran yang didapat dari kasus pendek diatas?

Jawaban :

1. Faktor knowledge dalam penekanan kasus diatas yaitu :

Pada Case Saatchi & Saatchi
Saatchi tidak putus asa untuk mengembangkan intelektual bisnis nya, walau saatchi sudah dipecat oleh perusahaan lama tetapi tetap berusaha memajukan bisnis usaha baru dengan pengalaman mendirikan perusahaan lama dia memiliki wawasan mengembangkan perusahaan baru dengan lebih cepat. Saatchi memanfaatkan/merekrut sumberdaya yang kompeten yang sangat berarti dan sudah dipercaya sebelumnya.

Pada Case Volkswagen & General Motors
Suatu organisasi atau perusahaan sangat tergantung pada beberapa factor yang mendukung diantaranya adalah SDM (sumber daya manusia). Pada kasus diatas sumber daya manusia memiliki peran yang penting dalam membangun suatu perusahaan, kehilangan kunci atau sdm yang berperan penting mempengaruhi kualitas kerja bawahan maupun yang lainnya. Oleh karena itu dalam memberi kebijakan pemutusan kerja harus melihat dampak ataukah pekerja tersebut kunci dari suatu perusahaan.

2. Kesalahan-kesalahan dari perubahan perusahaan yang ada diatas yaitu :

a. Saatchi & Saatchi, yaitu :

  • Pada perusahaan lama akibat dari keluarnya Saatchi membuat penilaian suatu karyawan yang berkompeten menjadi tidak bernilai sehingga perusahaan lain membajak kompeten tersebut.
  • Pada perusahaan baru yang dibangun oleh Saatchi tidak memiliki sistem dan tujuan yang baru tetapi lebih menekankan atau berfokus pada tujuan perusahaan sebelumnya.
  • Pada perusahaan baru yang dibangun oleh Saatchi tidak memiliki pemegang saham sehingga tidak dapat mengontrol dan menshare kondisi dan kinerja perusahan. Hal ini dikarenakan efek samping kerugian dicopotnya saatchi dari perusahaan yang lama

b. Pada Case Volkswagen & General Motors yaitu :

  • Perusahaan GENERAL MOTORS terlalu memberikan kewenangan lebih terhadap seseorang pekerja yang aktif dan memberikan tanggung jawab yang sangat besar terhadap seseorang dengan tidak diiringi oleh back-up pegawai asisten yang mengetahui kinerja pegawai kunci.
  • Perusahaan memberikan alternatif/pertimbangan apabila ditinggalkan oleh pegawai kunci sehingga tidak tidak keteledoran akibat ditinggal pegawai yang aktif dan mengetahui perusahaan.
  • Perusahaan kurang memberikan perhatian lebih terhadap managemen SDM dan loyalitas banyak pegawai sehingga banyak pegawai hanya bertumpu pada atasan, dan mengakibatkan apabila atasan dipecat bawahan menjadi ragu dalam melakukan kegiatan pekerjaan selanjutnya.

3. Faktor pembelajaran yang didapat dari 2 kasus pendek diatas adalah:
Pada setiap perusahaan faktor Knowledge Managemen dan Integritas Intelektual sangat berpengaruh terhadap perkembangan suatu perusahaan yaitu berupa : strategi bisnis perusahaan, sistem organisasi (manajemen perusahaan), pengelolaan sumber daya manusia. Pengaruh tersebut sangat penting diperhatikan untuk kemajuan perusahaan.
Faktor dari Sumber Daya Manusia berupa pekerja dan pemimpin merupakan hal yang harus juga diperhatikan dalam memanajemenkan perusahaan. Dan diperlukan ciri khas perusahaan (visi dan misi) untuk lebih memotivasi dan memberikan nilai lebih karena tidak meniru ciri khas perusahaan lain.

Faktor-faktor tersebut menjadikan perusahaan dapat berjalan dan mencapai tujuan yang diinginkan.

Posted in Pertanyaan KM 1 | Leave a comment

Reindhold Wurth, Penjual Sekrup Kelas Dunia

1024092p2Dengan mengantongi kekayaan sebesar 5,2 miliar dollar AS, Reinhold Wurth dinobatkan majalah Forbes sebagai orang nomor 93 terkaya di dunia tahun ini. Majalah yang sama menempatkannya di peringkat 10 dalam daftar orang terkaya di Jerman.

Tapi, siapa pernah menyangka, perusahaan yang membikin Wurth menjadi sangat kaya itu awalnya hanyalah sebuah distributor sekrup. Ia meneruskan usaha yang dirintis sang ayah saat masih 19 tahun.Reinhold Wurth lahir di Ohringen, Jerman, 20 April 1935. Ia tumbuh dan besar di saat negerinya terlibat perang dunia kedua. Wurth baru berusia 10 tahun ketika negaranya menyerah ke pasukan sekutu dan harus membangun kembali ekonomi dari nol.

Ayahnya, Adolf Wurth, merupakan pedagang ritel sekrup, mur, baut dan alat-alat pengunci. Sebelum perang di daratan Eropa mulai berkecamuk, Wurth senior sudah berjualan kebutuhan bangunan selama hampir 20 tahun.

Pasca perang, Wurth senior kembali berdagang sekrup dan alat pengunci lainnya. Berbeda dengan sebelumnya, ia kini menjadi pedagang grosir. Ia pun hijrah ke Kunzelsau, Hohenlohe, wilayah utara Jerman. Di desa kecil itu, pada 1945, ia mendirikan Adolf Wurth GmbH & Co.KG.

Perusahaan ini berkembang pesat. Upaya pemerintah Jerman membangun kembali negeri yang hancur akibat perang, melonjakkan permintaan terhadap komponen semacam sekrup, baut ataupun mur. Di tahun 1950-an, bisnis yang dijalani Wurth tua merupakan satu dari sekian banyak bisnis yang sedang marak di Jerman.

Wurth mulai magang di perusahaan ayahnya ketika ia berumur 14 tahun. Di tahun 1952, saat berumur 17 tahun, ia menyelesaikan pelatihan sebagai penjual grosir dan lulus ujian yang diselenggarakan dewan kamar dagang dan industri Jerman.

Setelah memperoleh lisensi untuk mengadakan perdagangan, baik secara ritel maupun grosir, Wurth muda menjadi agen penjual di perusahaan ayahnya. Ketika baru memulai merintis karir sebagai tenaga pemasar, bencana besar menimpa keluarganya. Pada 1954, ayahnya meninggal akibat serangan jantung. Ini merupakan masa sulit kehidupannya. Ia kehilangan kepala keluarga sekaligus bosnya, di saat perusahaan sedang berkembang.

Sepeninggal sang ayah, Wurth yunior, yang baru berumur 19 tahun, mengambil alih tampuk pimpinan Adolf Wurth GmbH & Co.KG. Pada enam bulan pertama kepemimpinannya, ia tetap mempertahankan bisnis inti, yaitu berjualan sekrup, sambil mencari peluang bisnis baru. Tapi pada semester berikutnya, pemuda berusia belasan tahun itu mengembangkan jaringan distribusi hingga ke luar Kunzeslau.

Wurth yunior berupaya lepas dari bayang-bayang ayahnya. Gaya manajemen lama yang konservatif ia tinggalkan. Ia menerapkan kepemimpinan baru yang lebih dinamis dan tangkas memanfaatkan peluang. Ia pun mendorong anak buahnya untuk berani membuat terobosan dan mengambil keputusan.

reinhold

Pada 1955, satu tahun pasca kematian pendirinya, Adolf Wurth GmbH & Co.KG berhasil membukukan penjualan sebesar DM 176.000. Sebagai perbandingan, semasa Wurth senior memegang tampuk kepemimpinan, pendapatan perusahaan tertinggi hanya DM 170.000. Sejak itu, Wurth menargetkan perusahaannya mencapai pertumbuhan dua digit per tahun.

Kesuksesan di tahun pertama kepemimpinannya, membuat Wurth agresif dalam berekspansi. Dalam kurun lima tahun ia sudah membangun 80 kantor cabang di seluruh wilayah Jerman Barat. Ia mendirikan jaringan untuk mengimbangi langkah pemerintah Jerman yang sedang giat membangun negeri. Produk yang didistribusikan Wurth bertambah. Ia tak cuma menjual sekrup, tetapi juga aneka peralatan mesin.

Langkah besar Wurth berikutnya adalah ekspansi ke luar Jerman. Pada 1962 ia mendirikan Würth Nederland B.V, di Belanda. Setelah itu, ia melebarkan sayap bisnisnya ke Italia, Swiss, Austria, dan Belgia. Di tahun 1969, Wurth berekspansi ke Amerika Serikat.

Strategi ekspansi dan akuisisi

Ekspansi dan akuisisi menjadi kata kunci sukses Reinhold Wurth. Lewat dua aksi korporasi itu ia menyulap usahanya menjadi besar dalam waktu singkat. Awal dikendalikan oleh Wurth, pendapatan Adolf Wurth GmbH & Co.KGbaru DM 170.000.

Setelah 15 tahun dikelola Wurth, pendapatannya melejit hingga DM 53 juta. Ketika Wurth mengundurkan diri, penjualan perusahaan ini sudah mencapai 2,2 miliar euro, dengan ratusan kantor cabang di seluruh dunia.

Pada 1969, Reinhold Wurth merambah Amerika Serikat (AS). Di negara yang merupakan pasar terbesar produk kunci di dunia saat itu, Wurth mendirikan perusahaan bernama The Wurth Screw and Fastener Corporation.

Anak usaha yang berbasis di Monsey, New York, tersebut awalnya hanya melayani pembeli di New York, Connecticut, New Jersey, dan Massachusetts. Namun dalam hitungan bulan, wilayah distribusinya sudah menjangkau seluruh Pantai Timur AS. Selang setahun setelah menjajal pasar AS, Wurth mengincar pasar baru: Afrika. Di Benua Hitam itu Wurth membangun pusat pemasaran di Afrika Utara.

Memasuki tahun 1970, di usianya yang ke-35, penjualan tahunan Group Wurth sudah mencapai DM 53 juta. Artinya selama 15 tahun mengendalikan perusahaan, Wurth berhasil menyulap perusahaan kecil warisan orang tuanya, yang omzet tahunannya paling tinggi DM 170.000, menjadi raksasa dunia.

Di akhir dekade 1970-an penjualan grup Wurth sudah menembus DM 330 juta. Awal 1980, setelah memiliki gurita bisnis di berbagai belahan dunia, Wurth mengumumkan target pendapatan DM 1 miliar.

Ia berhasil mewujudkan target itu di tahun 1985 dengan mencatatkan penjualan sebesar DM 1,3 miliar. Target tersebut dicapai persis pada saat perusahaan berulang tahun ke-40, dan Wurth sendiri merayakan ulang tahunnya yang ke-50.

Pada 1987, untuk menyambut tahun 1990, Wurth menyusun visi baru. Dalam memperbesar bisnisnya, ia memilih pola akuisisi. Ekspansi tetap ia lakukan, namun bukan menjadi fokus utama. Strategi anorganik, menurut Wurth, memungkinkan perusahaan berkembang lebih cepat.

Meski mencanangkan akuisisi besar-besaran mulai 1990, Wurth sejatinya sudah menggelar akuisisi sejak beberapa tahun sebelumnya. Pada 1986, misalnya, ia membeli Winzer Industrial, perusahaan manufaktur di Inggris. Pada 1987, Wurt membeli perusahaan di Jepang, dan membuka cabang baru di Malaysia. Dua tahun berikutnya, Wurth membeli Sartorius, di Dusseldorf Jerman. Pada permulaan 1990, Wurth mengakuisisi Monks and Crane, distributor mesin terkemuka di dunia saat itu.

Akuisisi merupakan kunci pertumbuhan kerajaan bisnis Wurth. Ia misalnya membeli L & C Arnold, sebuah pabrik mebel yang berdiri sejak 1898, pada tahun 1994. Ia juga mengakuisisi Mepla-Werka, spesialis di bidang perabotan mebel pada 1997.

Pada tahun 1994, saat usianya menginjak 59 tahun, Wurth mengundurkan diri dari berbagai urusan manajerial. “Saya tidak ingin menghancurkan apa yang telah saya bangun hanya gara-gara sifat keras kepala orang tua,” ujar Wurth menjelaskan alasan pengunduran dirinya.

Wurth kemudian memegang jabatan sebagai Ketua Dewan Penasihat perusahaan. Penjualan perusahaan Wurth saat itu telah melonjak hingga EUR 2,2 miliar. Pengunduran diri Wurth tidak meredam laju ekspansi. Pada 1996, perusahaannya mulai membuat strategi baru di AS. Di tahun itu, Wurth mengakuisisi Revcar Fasteners, Virginia. Pembelian ini merupakan sinyal Wurth untuk menguasai pasar di AS.

Setelah membeli Revcar, Wurth mengakuisisi Eastern Fastener Corporation, distributor peralatan kapal. Wurth juga mengakuisisi Baer Supply Company, distributor perkakas dan alat kunci mebel serta lima perusahaan lagi.

Keistimewaan akuisisi ala Wurth adalah kemauannya mempertahankan manajemen lama. Ia mendorong karyawan untuk mempertahankan kultur perusahaan. Setelah mengakuisisi nyaris 100 perusahaan, Grup Wurth berhasil membukukan pendapatan sebesar 5 miliar euro. (Herry Prasetyo/Kontan)

Penikmat benda-benda seni

Perjalanan hidup Reinhold Wurth tak bisa lepas dari sosial seni dan budaya. Konglomerat ini menjadi penikmat benda-benda seni dan selalu mencurahkan waktu untuk mengembangkan kebudayaan sejak usia 25 tahun.

Ia juga aktif di bidang sosial dan menjadi sponsor berbagai kegiatan. Publik menganugerahinya banyak penghargaan. Namun, ia tetap manusia biasa. Di usia senjanya, ia melakukan banyak hal yang justru menimbulkan cibiran dari masyarakat.

Reinhold Wurth mulai tertarik kepada benda seni pada 1960, ketika ia membeli lukisan cat air karya Emil Nolde, pelukis ekspresionis Jerman awal abad 20. Koleksi pertamanya itu menjadi titik balik kehidupan Wurth. Ayah tiga anak ini menjadi pemburu benda seni yang agresif.

Wurth telah mengumpulkan 12.000 karya seni. Ia banyak mengumpulkan lukisan dan patung karya berbagai seniman seperti Edvard Munch, Pablo Picasso, Alfred Hrdlicka, Markus Lupertz dan juga Christo.

Di akhir 1991, bersamaan dengan peresmian kantor pusat Grup Wurth yang baru, Komite Seni dan Budaya Jerman memamerkan koleksi seni milik Wurth di museum yang tepat berada di belakang kantor Wurth.

Di bidang sosial dan budaya, Wurth selalu menyempatkan diri menjadi sponsor hampir di setiap kegiatan. Pada tahun 1987, bersama istrinya, Carmen, ia mendirikan Yayasan Amal Wurth.

Apresiasi publik terhadap Wurth tampak dari berbagai penghargaan dan keanggotaannya di lembaga-lembaga bergengsi. Ia menjadi anggota dari berbagai badan penasehat dan dewan pengawas banyak klub serta asosiasi.

Ia duduk sebagai ketua dari Gesellschaft zur Förderung des Landesmuseums Württemberg eV, perkumpulan masyarakat Jerman untuk promosi Museum Nasional Württemberg. Dari tahun 1999 sampai akhir semester musim panas 2003, Würth menjadi Kepala Institut Interdisipliner Kewirausahaan di Universitas Karlsruhe. Di sana, ia mengajar mengenai dasar-dasar kewirausahaan.

Wurth, yang meninggalkan bangku sekolah pada usia 14 tahun, mendapat gelar Doktor Kehomatan dari University of Tübingen. Ayah bagi Marion, Bettina dan Markus tersebut, juga meraih penghargaan Distinguished Service Cross dari Republik Federal Jerman dan Medal of Merit dari negara bagian Baden-Württemberg. Pada 1997, ia diangkat sebagai warga kehormatan di kota Erstein, Prancis.

Pada 27 April 2004, Yayasan Ludwig Erhard di kota Bonn menganugerahkan Medali Ludwig Erhard untuk jasa-jasa Wurth dalam pertumbuhan ekonomi dan sosial.

Pada upacara penganugerahan, Martin Gruner, Bendahara yayasan, memuji prestasi Wurth sebagai keajaiban ekonomi Jerman setelah Perang Dunia Kedua. “Ia mengubah perusahaan sekrup kecil menjadi korporasi beromzet miliaran euro per tahun,” pujinya.

Sebulan sebelum penganugerahan Ludwig Erhard, Wurth diangkat sebagai Ksatria Legiun Kehormatan. Pada Juni tahun yang sama, grup Wurth mendapat penghargaan German Founder’s Prize. Anugerah bergengsi itu diberikan setahun sekali untuk menghormati perusahaan yang sukses menghadapi tantangan jaman.

Wurth, dengan segala prestasinya, toh bukan manusia sempurna. Ia tidak selalu peka dengan hal-hal yang sensitif. Majalah Spiegel menuturkan, karena krisis ekonomi global, sejak 1 April 2009 Wurth telah memerintahkan 1.250 dari 5.000 karyawannya untuk mengurangi jam kerja.

Pengurangan waktu kerja ini diikuti dengan pemotongan gaji sebesar 15 persen. Sedangkan pekerja yang lain dipaksa potong gaji sebesar 5 persen sebagai bentuk rasa solidaritas.

Sementara di saat yang sama, Wurth merayakan pesta pemberian nama Vibrant Curiosity bagi kapal barunya. Kapal yang dipesannya sejak tahun 2007 itu menelan biaya 100 juta dollar AS.

Aib Wurth yang lain adalah menyerahkan laporan keuangan yang tidak sesuai ke kantor pajak. Akibatnya, pengadilan kota Heilbronn mengenakan sanksi denda ke Wurth. Kasus itu tidak berlanjut karena Wurth mengancam akan memindahkan usahanya dari Jerman.

Sumber :
http://bisniskeuangan.kompas.com
/read/xml/2009/11/12/10241995/reindhold.wurth.penjual.sekrup.kelas.dunia

=========================================================
peace
ANALISA KM :

Dari cerita diatas, dapat ditarik kesimpulan unsur Knowledge Management yang terdapat didalamnya yaitu :

Aspek yang paling besar menjadikan Wurth dari perusahaan grosir biasa hingga menjadikannya perusahaan besar ber-omset miliran dollar dan dalam mengembangkan perusahaan, terdapat aspek atau faktor yang sangat berpengaruh yaitu :

– Aspek Ekspansi
Wurth berekspansi keluar jerman dan terus melebarkan sayap bisnisnya ke Italia, Swiss, Austria, Belgia, Amerika Serikat, Malaysia dan Afrika. Strategi Ekspansi ini merupakan strategi yang sukses diterapkan oleh Wurth dan menjadikan omset perusahaan biasa dari ratusan dollar menjadi miliaran dollar

– Aspek Fragmentasi
Wurth tidak hanya mengembangkan perusahaan pada bidang penjualan distribusi sekrup dan bahan bangunan tetapi juga menggunakan strategi akuisisi contoh dengan mengakuisisi produk manufaktur, meubel, produk mesin dan lainnya. hal ini cenderung meningkatkan stabilitas dan jumlah pasar yang dapat diperoleh oleh Group Wurth.

– Aspek Globalisasi
Strategi ekspansi yang dilakukan Wurth telah menunjukkan aspek Globalisasi dengan tidak hanya memperhatikan dari skala persaingan lokal tetapi berusaha merubah manajemen yang lama yang diterapkan oleh ayahnya dan berusaha mendominasi untuk berekspansi ke luar negara agar dapat mendapatkan pasar yang lebih luas.

Dari ketiga faktor diatas, yang sangat mempercepat pergerakan terciptanya knowledge environment. Hal ini tentunya mendorong tumbuhnya peluang yang secara khusus di bidang penjualan atau spesialisasi di layanan knowledge. Berkembangnya pasar atau industri yang spesial melayani kebutuhan knowledge atau berhasilnya perusahaan yang mempunyai sumber daya besar di knowledge yang ada.

Tipe Knowledge yang digunakan berupa Tacit Knowledge yang dimana Wurth melakukan magang pada grosir ayahnya dari umur 10 tahun hingga 19 tahun sampai dengan kematian ayahnya dan juga Wurth menggunakan Explicit Knowledge dimana ia menyelesaikan pelatihan sebagai penjual grosir dengan memanfaatan dari hasil pembelajarannya.

Tipe Transfer Knowledge yang terdapat pada cerita diatas adalah Proses Near transfer yang merupakan kegiatan dan pembelajaran dari aktifitas yang sudah dilakukan dan menerapkannya pada bidang yang lain. Hal ini terdapat pada proses akuisisi beberapa bidang perusahaan yang berbeda dan mengintegrasikan sistem manajemen yang sama dan menerapkannya agar dapat memajukan group perusahaan Wurth tersebut.

Pada cerita diatas dapat dilihat suatu proses acquiring, hal ini terlihat dari proses akuisisi yang dilakukan oleh wurth pada bidang usaha tertentu yang dapat mendominasi wilayah tertentu yang belum dimiliki oleh organisasi nya dan dapat berguna bagi kemajuan Wurth kedepannya sehingga perlu untuk dilakukan usaha memasukkan knowledge tersebut ke dalam organisasi yang telah dimiliki.

Faktor ini menjadi faktor yang sangat penting untuk dapat mempengaruhi peningkatan yang sangat signifikan dari knowledge market. Maka secara nyata akuisisi knowledge tersebut menjadi integrasi dari perusahaan wurth. Faktor yang mempengaruhi terjadinya akuisisi yang dilakukan adalah untuk menggabungkan sisi knowledge pada produk yang berbeda dan menjadikannya sebagai komposisi produk perusahaan dalam peta persaingan industri,menjadikannya keunggulan produk,berpotensi mengangkat level organisasi dan produktivitas perusahaan.

Faktor lain yang harus diperhatikan adalah memperhatikan jenis KM yang akan diterpkan dikarenakan terdapat komposisi budaya dalam memperluas/ekspansi perusahaan dan menepakan sistem Km yang dapat diterima pada setiap proses akuisisi perusahaan apakah sejalan dengan mobilitas yang akan digunakan datau dapat menghambat, sehingga proses ekspansi dan akusisi berjalan lancar dan meningkatkan produktifitas perusahaan semaksimal mungkin.

Terima kasih …..

Posted in Case of Knowledge Management | Leave a comment